Tuesday, 31 December 2013

KORBAN LETUSAN GUNUNG SINAMBUNG MERAYAKAN TAHUN BARU DIPENGUNGSIAN

Pergantian akhir tahun, 31 Desember 2013 dan penyambutan 1 Januari 2014 dini hari nanti, dirasakan sangat dramatis oleh belasan ribu pengungsi korban erupsi Gunung Sinabung, Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara (Sumut).

"Kami belum diperkenankan pulang ke rumah masing- masing. Larangan ini karena aktivitas Gunung Sinabung masih tinggi. Senin kemarin, gunung itu erupsi sebanyak tiga kali," ujar seorang pengungsi asal Desa Tigan Dreket, Maria Bangun (50).

Maria mengatakan, perayaan Natal 25 Desember dan penyambutan 1 Januari 2014 di Kabupaten Tanah Karo, dini hari nanti, berbeda dengan daerah lainnya. Di lokasi bencana itu, masyarakat tidak merayakan pesta kembang api penyambutan awal tahun 2014.

"Semalam gunung merapi itu erupsi sebanyak tiga kali. Ini merupakan akhir tahun yang menyakitkan dan sangat menakutkan. Sebab, erupsi gunung ini bisa berkepanjangan. Kami mengungsi dari sejak bulan November kemarin," katanya.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengingatkan masyarakat agar tidak memaksakan diri untuk kembali ke rumahnya masing-masing.

"Aktivitas masih tinggi, sehingga masyarakat yang tinggal dengan radius 5 kilometer dari Gunung Sinabung, diminta supaya jangan pulang dulu. Ini bisa membahayakan jika warga memaksakan diri kembali ke desanya," jelasnya.

Status Gunung Sinabung di Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara (Sumut), belum juga turun dari level "Awas". Kondisi ini membuat masyarakat yang mengungsi di 31 titik pengungsian di sana, belum bisa kembali ke desanya masing-masing.

Bahkan, pengungsi korban erupsi Gunung Sinabung yang mencapai 19.126 jiwa, meliputi 5.979 kepala keluarga tersebut, lebih dominan dari kalangan umat Kristiani. Mereka tidak dapat menikmati perayaan Natal, 25 Desember 2013 kemarin.

"Kami tidak lagi memikirkan keindahan perayaan Natal dan Tahun Baru, 1 Januari 2014 mendatang. Tidak ada lagi istilah membeli pakaian baru buat anak-anak," ujar seorang wanita pengungsi, Elisa Tarigan (40).

Ibu dari empat orang anak ini merupakan warga asal Desa Tigan Ndreket yang sudah sebulan lebih berada di tengah pengungsian. Ia merupakan salah seorang dari belasan ribu pengungsi yang mengalami stres selama berada di pengungsian.

"Bantuan pangan dari pemerintah dan pihak swasta disalurkan dengan baik. Pengungsi banyak yang stres karena belum dapat kembali ke rumah. Bagaimanapun, tinggal di rumah lebih tenang dan nyaman daripada di tempat pengungsian," jelasnya.

Pengungsi lainnya, Elisabeth boru Ginting menyampaikan, pengungsi korban letusan Gunung Sinabung, tidak mampu lagi untuk dapat memeriahkan perayaan Natal. Sebab, tidak ada lagi pendapatan dari keluarga mereka selama berada di pengungsian.

"Pendapatan kami dari bertani. Mayoritas penduduk di daerah ini pun hidup dari bertani. Saat ini, lahan pertanian sudah hancur akibat abu vulkanik Gunung Sinabung. Masyarakat rugi besar akibat letusan gunung merapi tersebut," katanya.

Ketua Media Center Penanganan Bencana Gunung Sinabung Posko Kabanjahe, Jhonson Taringan menyampaikan, pemerintah masih terus melakukan koordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

"Koordinasi ini untuk memantau setiap perkembangan aktivitas Gunung Sinabung itu. Masyarakat belum bisa kembali ke desanya masing - masing karena aktivitas gunung itu masih tinggi. Pemerintah pun masih membantu pengungsi," imbuhnya.

Menurutnya, stok pangan dan minuman buat masyarakat yang mengungsi pun masih terpenuhi. Pemerintah juga masih mengerahkan tim medis di setiap lokasi pengungsian masyarakat. Ini dilakukan pemerintah untuk membantu pengungsi jika terserang penyakit.




Jhonson Tarigan juga belum dapat memastikan pengungsi itu dapat kembali ke rumahnya masing-masing. Pengungsi diperbolehkan pulang jika kondisi Gunung Sinabung benar-benar aman dari erupsi. Ini dilakukan pemerintah demi keselamatan.

Saat ini, masyarakat berada di lokasi pengungsian di Los Tiga Binanga, GBKP Payung dan Masjid Agung Kabanjahe, Asrama Kodim Kabanjahe, Jambur Natolu, Islamic Center, Los Tanjung Mbelang, Los Tanjung Pulo dan lainnya.

Para pengungsi tersebut berasal dari Desa Sukameriah, Desa Guru Kinayan, Desa Selandi Lama, Desa Kuta Rakyat dan Desa Sigaranggarang di Kecamatan Payung, Desa Berastepu, Desa Sibintun, Desa Gamber dan Desa Kuta Tengah, Desa Kuta Mbelin.

Selain itu, tidak sedikit pengungsi dari Desa Kebayaken, Desa Kuta Tonggal dan Desa Sukanalu di Kecamatan Simpang Empat. Lokasi desa itu berada sekitar 5 kilometer (Km) dari Gunung Sinabung. Jumlah pengungsi itu akan bertambah jika aktivitas gunung semakin tinggi.

Bagi para DONATUR yang ingin meringankan beban para korban GUNUNG SINAMBUNG bisa dengan cara mentrasferkan dananya ke nomer kami:
BANK BCA NOMER REK> 0081887372
kami sangat mengahapkan bagi para DONATUR yang peduli akan nasib sesama kita' bagi yang telah rela memberikan sedikit rezekinya kami atas nama para korban mengucapkan beribu ribu terimakasih semoga AMAL kebaikan anda menjadikan anda bertambah REZEKInya amiiiin..

No comments:

Post a Comment